Menjadi Anonymous di Ask.fm, need for affiliation atau….?

0 komentar



Ask.fm adalah singkatan dari Apa Sih Kamu, Fitnah Melulu merupakan jejaring sosial yang dibuat pada tahun 2010 untuk menyaingi situs yang lebih dulu ada yaitu Formspring. By the way, kepanjangan yang tadi bukan sebenarnya yaa, intermezzo doang wkwk :D

Jadi, ask.fm ini dibuat sebagai jejaring sosial untuk melakukan komunikasi dengan semua orang yang tersambung melalui dunia maya. Di ask.fm kita bisa memberikan pertanyaan kepada siapa saja dan dimana saja. Uniknya, kita bisa menampilkan diri kita sebagai anonim sehingga orang tidak mengetahui jati diri kita yang sebenarnya hohohoho :D

Di Indonesia sendiri, ask.fm masih kurang pemes (baca : femes; famous) dibanding dengan facebook atau twitter. Banyak hal yang mempengaruhi, mungkin karna fitur yang ditawarkan sangat sederhana, tampilan yang kurang menarik atau mungkin karna penyelam dunia maya di Indonesia memang tidak terlalu suka di-kepo-in.

Selain memberikan pertanyaan, melalui ask.fm kita juga bisa menjawab pertanyaan –yaIyalah- yang diberikan oleh followers atau pun anonim ataupun diri kita sendiri. Beberapa orang melakukan penyamaran demi mencari sensasi atau sekedar iseng.

Walaupun tidak terlalu terkenal, ask.fm ternyata cukup digandrungi oleh para remaja kekinian/remaja gaul Indonesia. Remaja alay? I don’t know. No offense :’) fenomena yang terjadi di dunia maya pun beragam. Mulai dari Tanya jawab pertanyaan biasa, mengajak berkenalan, mengajak berkencan, menyatakan cinta bahkan sampai kepada isu SARA. Kalau namanya dunia maya, semua bisa terjadi, ada-ada saja yaa (-_-)

Melihat sisi unik dari ask.fm yaitu fasilitas menjadi anonim, menyebabkan tidak sedikit pihak-pihak tertentu yang mempergunakan fasilitas ini untuk melancarkan aksinya. Sebut saja beberapa anonim yang sempat penulis lihat menanyakan pertanyaan-pertanyaan aneh, melakukan bully, pertanyaan-pernyataan destruktif dan lain sebagainya. Namun, tidak sedikit pula orang-orang yang memanfaatkan fasilitas anonim untuk menanyakan atau memberikan informasi-informasi yang membangun. Lantas, bagaimana fenomena ini jika dilihat dari sisi psikologi?

Mc Lelland, bersama para rekan-rekannya mengembangkan teori yang dikenal dengan Teori kebutuhan McClelland. Dimana teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki 3 kebutuhan yaitu : need for achievement, need for power dan need for affiliation.

Need for Achievement
1.      Keinginan yang kuat untuk bertanggung jawab secara pribadi.
2.      Kecenderungan memilih tingkat kesulitan sedang dalam membuat target dan mengambil resiko.
3.      Keinginan yang kuat untuk mengkonkritkan umpan balik.
4.      Menyukai kegiatan menyelesaikan tugas semaksimal mungkin.

Need for Power
1.      Menyukai kegiatan mengarahkan dan mengendalikan orang.
2.      Memperhatikan bubungan antara pemimpin dan pengikut.
3.      Menikmati berkompetisi.

Need for Affiliation
1.      Ingin disukai oleh banyak orang.
2.      Lebih suka bekerjasama.
3.      Berupaya untuk menjalin hubungan dengan semua orang
4.      Mencari peluang untuk berkomunikasi.
Dimana, masing-masing need ini akan mempengaruhi manusia dalam berperilaku.

Jika dihubungkan dengan fenomena anonim pada jejaring sosial ask.fm, tentunya kita tidak dapat menarik kesimpulan bagaimana kecenderungan seorang individu anonim pada need tertentu. Sebab, perilaku manusia bukan hanya didorong oleh kebutuhan yang ada di dalam dirinya saja, melainkan dipengaruhi juga oleh situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu.

Jika ditinjau secara global, aktifitas menjalin hubungan dengan orang lain melalui jejaring sosial merupakan need for affiliation, dimana individu akan berusaha untuk memiliki hubungan interpersonal dengan individu lainnya. Lantas, bagaimana dengan individu yang menjadi anonim pada jejaring sosial ask.fm?

Menjadi anonim bukan berarti berupaya untuk menutupi identitas diri secara utuh, bisa saja orang yang menjadi anonim sebenarnya memang ingin menjalin hubungan dengan orang lain, hanya saja belum berani menunjukkan identitasnya secara langsung. Bukan tidak mungkin setelah terjadi komunikasi antar pemilik akun dengan anonim bisa mengarah kepada komunikasi dan hubungan yang positif antara kedua individu dan menghasilkan perkenalan-pertemanan yang sehat. Jadi, menjadi anonim bisa dikategorikan kepada need for affiliation jika ditinjau dari niat dan hasil interaksi antar individu yang positif.

Lalu, bagaimana dengan anonim yang melakukan cyberbullies?

Tentunya, ini sangat disesalkan. Bukan menghasilkan hubungan yang sehat, malah menimbulkan perpecahan serta gejolak emosi pada pihak-pihak tertentu. Seperti kasus yang menimpa Hannah Smith, remaja putri yang berusia 14 tahun ini ditemukan tewas bunuh diri setelah membaca sebuah pertanyaan anonim yang berisi ‘’semua akan bahagia jika melihat anda mati’’. Sungguh disayangkan. lantas, masihkah ini dikategorikan sebagai need for affiliation?

Jika mengarah ke hal yang negatif dan merugikan beberapa pihak, maka kasus ini tidak tepat jika dikategorikan dalam need for affiliation. akan rancu pula jika kita kita mengelompokkan perilaku ini karna dorongan need for power atau need for achievement. Namun, bukan tidak mungkin jika perilaku ini dilakukan anonymous untuk memenuhi hasrat dirinya dan menjadikannya sebagai prestasi yang dicapai.
Pada akhirnya, semua perilaku ditentukan oleh dorongan dari dalam diri manusia serta situasi dan keadaan yang memungkinkan individu melakukan suatu perilaku tertentu.

Nah, gimana? Masih mau jadi Anon?