Asumsi Teori kehidupan Lev Vygotsky dalam Kehidupan sehari-hari
Oleh : M. Firman Akbar
1.
Keahlian kognitif Anak dapat dipahami apabila
dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental (Kognitif-Developmental)
2.
Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa
dan bentuk diskursus yang berfungsi
sebagai alat Psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental
(Kognitif-Verbal)
3.
Kemampuan dan Keahlian Kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar
belakang sosiokultural (Kognitif-Sosiokultural)
Dalam konteks Pendidikan,
Kognitif merupakan salah satu kemampuan dan keahlian yang paling mendasar. Melalui
kemampuan kognitif yang baik, seseorang
dapat mengembangkan potensi dalam dirinya dengan baik pula. Melalui teori
Kognitif Lev Vygotsky, Saya akan memaparkan asumsi-asumsi beliau kedalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan pengalaman yang telah Saya lalui.
Berdasarkan Pandangan inti
Vygotsky ;
1. Kognitif-Development
Memiliki penjelasan
bahwa pendekatan menggunakan developmental berarti memahami fungsi kognitif
Anak dengan memeriksa asal-usul atau latar belakang anak tersebut dan
transformasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya. Based on my story, perlakuan ini telah Saya dapatkan sejak Saya
kecil sampai dewasa. Latar belakang orangtua sebagai musisi, membuat Saya akrab
dengan segala hal yang berhubungan dengan musik. Apakah itu bernyanyi atau
bermain musik. Perkembangan pribadi saya yang erat dengan musik selalu didukung
oleh orangtua. Misalnya, jika pada saat kecil Saya hanya memainkan alat musik
(gitar misalnya) tanpa aturan, kini saya berkembang dan belajar hingga dapat memainkannya
dengan benar. Kemampuan Saya dalam bidang ini termasuk dalam ruang lingkup
Kognitif-Developmental.
2. Kognitif-Verbal
Pada masa
kanak-kanak bahasa digunakan sebagai alat yang membantu anak dalam memecahkan
problem. Dalam kasus ini, mungkin akan sulit untuk Saya mengingat pembentukan
kognitif pada saat Saya kanak-kanak. Namun, pola pembentukan ini dapat Saya
lihat dari apa yang dilakukan orangtua kepada adik Saya. Seperti misalnya,
bagaimana orangtua akan mengatakan “dorong” atau “tarik” kepada anak laki-laki
yang sedang bermain mobil-mobilan.
3. Kognitif-sosiokuiltural
Perkembangan seorang
Anak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan Sosial-Kultural. Misalnya, bagaimana
Ibu Saya mengajarkan Saya menulis dan berhitung menggunakan jari. Hal yang
berbeda terlihat dengan sepupu sebaya Saya yang belajar berhitung menggunakan
sempoa. Hal ini adalah pembentukan kognitif melalui pembiasaan/budaya pada
kehidupan masing-masing.
Dari ketiga Klaim diatas,
terdapat beberapa gagasan unik dalam teori Lev Vygotsky. Antara lain :
1. Zone
of Proximal Development (ZPD)
Daerah yang
merupakan serangkaian tugas yang sulit dikuasai anak tetapi dapat dipelajari
dengan bantuan orang deasa atau orang yang lebih ahli. Zone of proximal
development ini memiliki batasan baah dan batasan atas. Dimana, batas bawah
adalah level pemecahan problem yang dapat dicapai secara sendirian oleh anak. Sedangkan
batas atas adalah level tanggung jawab tambahan yang dpat diterima anak dengan
bantuan instruktur yang lebih mampu. Misalnya, based on my story ketika Saya
kecil orangtua saya sering membelikan Saya majalah anak-anak seperti Aku anak soleh dan majalah Bobo. Batas bawah
yang dapat Saya capai waktu itu adalah membaca informasi-informasi yang ada
didalamnya. Namun, untuk memahami makna yang terkandung dalam informasi
tersebut, saya membutuhkan bantuan orang tua saya untuk menjelaskannya. Kemampuan
untuk memahami informasi tersebut adalah batas atas dalam studi kasus yang saya
paparkan.
2. Scaffolding
Scaffolding erat
kaitannya dengan ZPD. Ini merupakan teknik yang dipergunakan untuk membantu
seorang anak menyelesaikan masalah sampai ia mampu melakukannya sendiri. Dalam
kasus pada point ZPD, bantuan orangtua Saya dalam membantu Saya itulah yang
disebut dengan Scaffolding. Jadi, Scaffolding ini lebih menekankan pada
tindakan dan teknik yang diterapkan.
3. Bahasa
dan Pemikiran
Menurut Vygotsky
kombinasi dari kedua elemen ini memiliki perwujudan yang dikenal dengan inner speech atau private speech. Dimana, ini adalah cikal bakal dalam pembentukan
karakter verbal seseorang. Vygotsky mengatakan bahwa anak-anak harus berbicara
kepada orang lain/objek lain sebelum ia masuk ke dalam pemikirannya sendiri.
Masih sangat jelas dalam memori saya bagaimana Saya dulu mencorat-coret dinding
dan memperagakan Apa yang dilakukan guru Saya semasa SD walaupun tidak ada
orang lain disekitar Saya. Kemampuan ini bersifat egosentris, namun akan sangat
berperan penting bagi pemikiran pada masa kanak-kanak.